Kamis, 15 Desember 2011


PROFIL TRANSENDENTAL MEDITASI DI INDONESIA

Perintisan psikologi transpersonal diawali dengan penelitian-penelitian tentang psikologi kesehatan pada tahun 1960an yang dilakukan oleh Abraham Maslow (Kaszaniak, 2002). Perkembangan psikologi transpersonal lebih pesat lagi setelah terbitnya Journal of Transpersonal Psychology pada tahun 1969 dimana disiplin ilmu psikologi mulai mengarahkan perhatian pada dimensi spiritual manusia. Penelitian mengenai gejala-gejala ruhaniah seperti peak experience, pengalaman mistis, exctasy, kesadaran ruhaniah, pengalaman transpersonal, aktualisasi transpersonal dan pengalaman transpersonal mulai dikembangkan. Aliran psikologi yang memfokuskan diri pada kajian-kajian transpersonal menamakan dirinya aliran psikologi transpersonal dan memproklamirkan diri sebagai aliran ke empat setelah psikoanalisis, behaviourisme dan humanistik. Psikologi transpersonal memfokuskan diri pada bentuk-bentuk kesadaran manusia, khususnya taraf kesadaran ASCs (altered states of consciosness).
Berkembangnya psikologi transpersonal tidak terlepas dari minat terhadap tradisi agama dan spiritual yang banyak dipraktekan oleh orang Amerika dan Eropa. Salah satunya adalah meditasi, bentuk meditasi yang banyak diminati adalah Transcendental Meditation (TM) yang dikembangkan olah Maharishi Mahes Yogi.
Di dalam kajian psikologi, meditasi didefinisikan sebagai usaha membatasi kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada waktu tertentu (Ornstein, 1986). Pada meditasi transendental kesadaran pada objek meditasi ini ditujukan kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta, sehingga meditasi transendental ini banyak digunakan sebagai cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan atau penyatuan transendental dengan Tuhan (Subandi, 2002).
Menurut Haryanto (2001) dzikir sebenarnya merupakan salah satu dari bentuk meditasi transendental. Ketika seseorang khusyuk, objek pikir atau stimulasi tertuju pada Allah SWT (dzikrullah) disini ada unsur transenden yaitu mengingat akan Allah, merasakan adanya Allah serta persepsi kedekatan dengan Allah. Menurut Simuh (dalam Anward, 1996) menuturkan dzikrullah akan berhasil bila dilakukan dengan penuh penghayatan dan semata-mata tertuju kepada Allah, tidak terpengaruh lagi terhadap alam sekitar serta kesadaran yang beralih dari fisik ke jiwa. Pada kondisi ini menurut Tart (1975) akan memunculkan keadaan hening dan lebih jauh lagi munculnya fenomena ecstasy.
Seperti halnya di Negara lain, dewasa ini di indonesiapun berkembang praktek-praktek Transendental Meditation, salah satu contohnya adalah sebagai berikut :
A.Transcendental Experiences pada Peserta Dzikir “Patrap”
Metode patrap ini merupakan dzikir sekaligus meditasi transendental yang ditandai dengan proses mengkonsentrasikan pada objek pikir Allah, penguasa alam, yang meliputi segala sesuatu, secara intens dan tidak terputus. Dengan dzikir patrap ini seseorang akan diantarkan untuk selalu berdzikir kepada Allah yang tidak hanya sekedar ucapan namun lebih dari itu yaitu dengan kesadaran yang benar-benar sadar, dengan totalitas baik secara kognitif, emosi, bahkan konatifnya sehingga pada kondisi tertentu dapat mencapai altered states of consciousness (keadaan kesadaran yang berubah) dan keadaan transendensi.
Isu yang sekarang berkembang di dunia psikologi adalah munculnya spiritual quotient, perkembangan ini tidak hanya diikuti oleh dunia psikologi saja tetapi juga oleh masyarakat luas yang haus akan kedamaian, ketentraman dan sentuhan spiritual. Menurut Zohar (2000) spiritual quotient adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar.
Kecerdasan spiritual ini tidak hanya dimiliki oleh orang beragama, orang awam agama atau bahkan tidak beragama sekalipun bila memiliki kemauan menggembleng diri untuk meningkatkan kemampuan spiritualnya maka akan memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi. Demikian pula sebaliknya bila orang beragama hanya memperhatikan masalah eksoterik (ritualistik) namun kurang memperhatikan isoterik (kehakikatan) maka akan memiliki tingkat spiritualitas yang rendah. Kemampuan mentransendenkan dirilah yang akan menentukan seseorang memiliki spiriualitas yang tinggi atau rendah.
Menurut Zohar (2000) transenden merupakan suatu yang membawa seseorang mengatasi (beyond) masa kini, mengatasi rasa suka atau duka, bahkan mengatasi diri pada saat ini. Ia membawa seseorang melampaui batas-batas pengetahuan dan pengalaman, serta menempatkan pengetahuan dan pengalaman ke dalam konteks yang lebih luas. Transendensi memberikan kesadaran akan sesuatu yang luar biasa dan tak terbatas, baik sesuatu itu berada pada diri kita sendiri maupun dunia di sekitar kita.
Kesadaran transendensi ini sesuai dengan teori medan kuantum yang menyebutkan bahwa manusia, meja, kursi, hewan, langit dan alam semesta merupakan pola energi yang dinamik yang berada diantara energi yang diam dan tak tereksitasi (hampa kuantum). Hampa kuantum ini tidak memiliki sifat yang dapat dirasakan atau diukur secara langsung. Sifat-sifat yang dapat dirasakan atau diukur tentulah merupakan eksitasi dari hampa kuantum, bukan hampa kuantum itu sendiri.
Fenomena Binding problem (cosmic consciousness) sebagai sebuah osilasi saraf sinkron. Hasil wawancara dengan beberapa peserta Patrap menuturkan, ketika dzikir total ke Allah fikiran dan perasaan dipusatkan ke Allah kesadaran diri menjadi kosong dan tidak ada, bahkan beberapa peserta menyatakan bahwa dirinya tidak merasakan lagi tangan, kaki sebagai bagian dari tubuhnya. Selain itu mereka mendapatkan sensasi menyatu dengan alam dan muncul kesadaran bahwa Allah itu ada dan Allah itu satu dan ada dimana-mana.
Cosmic consciousness merupakan pengalaman yang banyak dialami oleh mereka yang melakukan meditasi. Perasaan menyatu dengan alam, merasa diri memiliki keseimbangan dengan sekelilingnya, perasaan ini diikuti oleh perasaan tenang dan meningkatnya ESP (extra sensory perception). Contoh sederhana dari fenomena ini adalah ketika sedang mengendarai mobil, seolah-olah diri kita adalah mobil tersebut, saat mobil menyerempet dinding maka diri kita yang merasakan sakit. Dalam kondisi yang lebih lanjut seseorang akan merasa bersatu dan kadang terdapat persepsi bahwa dirinya tidak ada atau hilang (no mind/zero mind). Fenomena binding problem dapat dijelaskan dengan terjadinya peristiwa saraf yaitu adanya osilasi pada saraf.
Singer (dalam Zohar 2000) mengungkapkan dalam penelitian bahwa bagian otak selalu mengeluarkan sinyal listrik yang terbaca melalui EEG (electroencephalograph) yang berosilasi dengan frekwensi yang berbeda-beda. Sehingga ketika seseorang mempersepsi suatu benda misalnya sebuah gelas maka sel-sel saraf dibagian tertentu akan terlibat dalam proses osilasi secara seragam dengan frekwensi 35-45 Hz. Osilasi sinkron ini menyatukan respon cerapan yang berbeda-beda terhadap gelas tersebut yaitu bentuknya, warnanya, tingginya dan sebagainya, dan hal ini akan memberikan pengalaman tentang benda yang utuh dan solid.
Penemuan Singer ini diperkuat dengan fenomena yang terjadi pada meditator yang menjadi subjek penelitiannya. Praktik-praktik meditasi seperti meditasi transendental, yoga atau yang lainya ketika meditator duduk tegak, kemudian mulai memusatkan perhatian pada objek pikir tertentu selama beberapa menit. Karena tidak ada gangguan otak selama meditasi otak menjadi tenang dan meditator menjadi sangat relaks. Pada tahap selanjutnya meditator bergerak ketahap kesadaran yang kosong dari pemikiran atau isi. Kadang meditator mampu secara sadar mendalami pandangan-pandangan tertentu secara lebih dalam. Keadaan ini membawa meningkatnya gelombang otak koheren pada frekwensi 40 Hz, pengalaman ini dituturkan oleh meditator tentang isi kesadaran yang memasuki keutuhan atau unity yang diiringi dengan menyatunya osilasi sel saraf otak. Kecerdasan unitif (unitive thinking) inilah yang menurut Zohar (2000) merupakan dasar dari kecerdasan spiritual. Munculnya gejala penyatuan (merging) dimana orang merasa bersatu dengan objek pikir meditasi merupakan suatu bentuk yang oleh Maslow disebut sebagai peak experience (craps, 1993).
Perubahan gelombang otak selama proses dzikir
Efek yang paling sering dialami oleh peserta dzikir metode patrap adalah munculnya kondisi tenang, pernapasan berjalan dengan lebih lambat, badan menjadi rileks dan beberapa dari mereka dapat merasakan keheningan yang sangat dalam sehingga mereka menuturkan ketika kondisi tersebut berlangsung mereka tidak mampu berkata-kata seperti orang melamun tapi tetap sadar.
Fenomena peserta patrap ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hirai (dalam, Subandi 2002) yang menemukan bahwa adanya perubahan gelombang otak selama proses meditasi berlangsung. Dari hasil penelitiannya Hirai membagi menjadi empat tahap : pertama, dalam lima puluh menit gelombang otak berubah dari betha ke alpha. Kedua, gelombang otak makin halus sekitar 50% gelombang alpha muncul ketika subjek menutup mata, ketiga, gelombang otak semakin lambat dan halus, dan keempat, gelombang otak menjadi gelombang tetha yaitu gelombang yang pada umumnya muncul pada saat tidur atau mimpi. Terakhir perubahan makin halus dan menjadi gelombang deltha yang sangat lambat. Ditemukan juga bahwa makin lama seorang berlatih meditasi, makin halus gelombang otaknya. Perubahan-perubahan gelombang otak ini merupakan indikasi dari adanya perubahan tingkat kesadaran dan sangat erat berhubungan dengan pengalaman-pengalaman transendental.
Penelitian Pare-Linas (dalam Zohar, 2000) mengenai osilasi saraf 40 Hz menunjukkan bahwa kesadaran merupakan sifat dari intrinsik otak dan kesadaran itu sendiri adalah proses yang transenden yakni kesadaran yang menghubungkan kita dengan realitas yang jauh lebih dalam dan lebih kaya dari pada sekedar hubungan dan vibrasi beberapa sel saraf.
Terjadinya trance ketika dzikir berlangsung Keadaan trance masih menjadi perdebatan di kalangan psikologi apakah trance itu terjadi secara sadar atau tidak. Sebagian ahli berpendapat bahwa trance itu tidak sadar sebab beberapa penelitian membuktikan bahwa mereka yang sedang mengalami trance tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi pada saat trance, yang diajukan peneliti setelah kondisi trance selesai. Namun sebagian ahli yang berpendapat bahwa trance itu bisa dicapai dengan sadar dengan alasan bahwa proses kesadaran yang terjadi pada saat trance adalah terdesaknya kesadaran sehingga muncul kesadaran lain (Kartoatmojo, 1995), kemudian jika kesadaran tersebut terdesak dan orang tersebut mampu mempertahankan kesadarannya maka apa yang terjadi ketika dirinya trance akan diketahuinya dan dia tetap sadar, sehingga seolah-olah memiliki dua bentuk kesadaran. Hal ini seperti terjadi pada kasus hipnosis bila si suyet (terhipnosis) tidak bersedia menyerahkan kesadaran dirinya secara total pada penghipnosisnya maka hipnosa tidak akan terjadi dan suyet tidak mampu dipengaruhi oleh penghipnosis.
Jadi munculnya fenomena-fenomena transpersonal pada saat trance sangat tergantung dari apa yang diinginkan, dipikirkan, dan dibayangkan. Misalnya seorang yang sebelum trance mereka mengharapkan, membayangkan, memikirkan maka dia akan mengkonsentrasikan pada objek pikir tersebut. Misalnya mengkonsentrasikan titik maka akan muncul fenomena seperti berada di suatu tempat yang tinggi, memasuki lorong yang panjang, mendapatkan cahaya sangat terang benderang kemudian dia masuk total dan mengikuti terus fenomena yang muncul maka akan terjadi peristiwa trance yang tidak disadari. Namun bagi mereka yang meniatkan dirinya untuk mendekatkan, memikirkan, merasakan Allah maka fenomena yang muncul seperti perasaan dekat, dan terjadinya proses unbinding dan pada kondisi ini trance yang dialaminya tetap dalam keadaan sadar sebab dia tidak masuk pada fenomena yang muncul tapi tetap menjaga kesadaran untuk tetap pada objek pikir Allah.
Proses terjadinya trance seringkali disertai dengan gerakan-gerakan yang tidak beraturan entah itu disadari ataupun tidak. Gerakan ini disebabkan karena otak mendapatkan rangsangan yang sangat kuat yang selama ini rangsangan itu belum pernah dikenal sebelumnya. Rangsangan yang kuat ini mirip dengan penderita epilepsi ketika dia mendapatkan serangan pada otaknya. Serangan tersebut disebabkan oleh adanya ledakan aktivitas listrik di luar batas normal di area otak tertentu yang menyebabkan bagian lobus temporalis mengalami pengalaman-pengalaman spiritual. Fenomana ini diperkuat dengan penelitian Pesinger (dalam Zohar, 2000) dengan memberikan rangsangan pada otak bagian lobus temporalis maka orang tersebut akan mengalami pengalaman spiritual.
Selama berlangsungnya trance terjadi perubahan-perubahan pernafasan, sikap duduk agak terarah ke belakang, kadang mata terbelalak yang hitam pindah ke atas. Pada kondisi ini orang yang bersangkutan terdapat gejala pengendapan kesadaran, penurunan ini diikuti dengan gejala gerak-gerak, hal ini bisa dicontohkan saat seseorang akan memasuki tidur terdapat gejala tarikan otot, goncangan-goncangan pada tangan dan kaki atau seluruh tubuh (Kartoatmodjo, 1995).
Beberapa aliran spiritual menggunakan trance sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan spiritualitas, serta pemusatan energi tenaga dalam. Seperti yang dilakukan oleh perguruan silat Gunung Jati mereka menggunakan metode getaran untuk membangkitkan energi yang tersimpan. Getaran fisik yang terjadi menurut perguruan tersebut dilakukan untuk memancing dan mempercepat tercapainya kondisi beresonansi (ikut begetar) fisik terhadap ruhani sehingga membentuk getaran yang selaras antara fisik dan ruhani. Keselarasan getaran ruhani dan fisik ini menghasilkan penyerapan, pengolahan dan polarisasi (pemusatan) energi, sehingga energi yang dihasilkan atau dihimpun akan jauh lebih besar, lebih padat dan lebih terkonsentrasi serta mempersingkat waktu yang diperlukan (wawancara dengan Guru Besar PSGJ, Feb 2003).
Dalam metode patrap ada salah satu metode yang digunakan yaitu metode gerak. Pada metode ini totalitas ke Allah tidak hanya sebatas kognitif dan afektif tapi diperkuat juga dengan dorongan gerak atau konatif sehingga saat menyambungkan diri (Dzikir dengan kekuatan fisik) dengan Allah kekuatannya akan berbeda dengan patrap duduk. Metode ini sering dilakukan di tempat yang luas biasanya lapangan atau di tepi pantai, dari hasil observasi penulis ketika peserta mempraktekan metode ini gerakan-gerakan yang muncul sangat keras seperti membanting diri, berputar sangat cepat, menjerit sekeras-kerasnya dan ada yang terjatuh kemudian kejang-kejang mirip seperti orang terserang epilepsi.
Menurut tinjauan penulis ketika patrap gerak berlangsung, terutama ketika memulai total ke Allah baik secara kognitif, afektif maupun konatifnya maka saraf yang berada di lobus temporalis dirangsang secara kuat, saraf di lobus temporalis ini oleh beberapa ahli disebut dengan god spot (titik tuhan). Ketika lobus temporalis ini disodori hal-hal yang bersifat spiritual akan menunjukkan aktivitasnya. Semakin kencang dan kuat rangsangan terhadap saraf di lobus temporalis ini maka loncatan listrik yang terjadi juga semakin besar, kondisi yang tidak stabil ini mengakibatkan goncangan fisik yang berupa kejang, dan gerakan-gerakan kasar serta tidak beraturan, disinilah terjadi trance secara sadar. Goncangan fisik yang terjadi tanpa kehendak patrapis akan menimbulkan pemahaman tersendiri bahwa dia memiliki kesadaran lain selain kesadaran fisik yang dipakai selama ini. Loncatan kesadaran ini membuka wawasan yang sangat luas bagi pelaku baik secara kognitif maupun emosinya. Disinilah terjadinya peningkatan kesadaran atau munculnya altered states of consciousness dan munculnya kesadaran transendensi. Kesadaran akan kekuatan diluar dirinya itulah menurut mereka merupakan kebenaran dari kalimat hauqolah : laa haula wallaa quwata illa billahil aliyyil adzim tidak ada kekuatan selain kekuatan dari Allah ta’ala yang maha agung.

B. Praktek Meditasi Sahaj Marg
Sistem Yoga apakah yang di jalankan di dalam “Sahaj Marg” ?
Ini adalah sistem kuno dari Raja Yoga - Yoga atas pikiran, yang sudah diubah agar sesuai dengan kehidupan manusia disaat ini, terutama kehidupan dalam  rumah tangga. Sistem ini mencari untuk mendapat suatu keseimbangan yang sempurna atas pikiran manusia, bebas dari semua keinginan-keinginan yang mempengaruhi kehidupan kita disaat ini. Praktek ini memungkinkan kita untuk mengatur dan membersihkan pikiran dan dengan demikian memperkenankan kita untuk mengatur kehidupan kita. Setelah keadaan keseimbangan diperoleh, praktek ini membantu kita untuk mencapai tujuan akhir dari kehidupan manusia (akan dijelaskan secara terperinci di belakang), dimana dalam kata sederhananya dapat di jelaskan sebagai suatu bentuk kehidupan yang bersifat keTuhanan.
Mengapa disebut “Sahaj Marg”?
Sahaj Marg berarti alami atau jalan yang mudah. Praktek dalam sistem ini memberikan perubahan  kehidupan manusia secara alami dan dengan jalan yang mudah. Tidak ada ketegangan-ketegangan, perombakan-perombakan eksternal, kehidupan membujang atau larangan-larangan lainnya yang dipaksakan di dalam sistem ini agar menghasilkan perubahan-perubahan  dalam kehidupan manusia.
Apa gunanya  mengatur pikiran?
Akal manusia adalah pusat atau sumber dari semua pemikiran dan tindakan kita di dalam kehidupan ini. Hidup kita sepenuhnya dituntun dan dikemudikan dalam suatu arah sehingga kita benar-benar tidak mempunyai pilihan dalam keadaan tersebut. Hal ini berarti kita adalah budak dari keinginan-keinginan akal kita. Situasi sekarang yang mana menjadikan akal sesuatu yang sangat kuat dalam hidup kita adalah sama sekali salah dan ini menjadi penyebab dari seluruh kesengsaraan kita di dalam kehidupan. Akal hanya sebuah alat yang diberikan kepada kita untuk sebuah tujuan tertentu. Seperti seluruh alat-alat lainnya, harus dibawah pengawasan kita dan dipergunakan pada saat kita memerlukannya. Untuk membuat akal menjadi suatu alat yang sempurna, kita harus membersihkannya dari keinginan-keinginan yang kotor serta memperbaiki keseimbangan yang telah hilang. Oleh karena itu pembersihan dan pengaturan akal menghasilkan kebersihan atas pikiran-pikiran dan tindakannya dan pada akhirnya menghasilkan keteraturan dan kebersihan dalam hidup kita.

Apakah tujuan akhir dalam kehidupan?
Kehidupan manusia dengan segala daya tarik dan juga penolakannya bukanlah akhir dari segalanya. Pada saat diciptakan oleh Tuhan, kita sangat menyerupai DIA dan bersama dengan DIA. Tetapi melalui proses evolusi, kita telah mengembangkan tanda-tanda memisahkan diri  yang biasa dikenal sebagai EGO (AKU), melupakan rumah Tuhan dan mengejar tujuan yang lebih rendah dalam kehidupan ini.
Tujuan nyata dari kehidupan kita sebenarnya adalah kembali ke asal rumah Tuhan dan menjadi satu dengan pencipta, menghilangkan tanda-tanda yang memisahkan kita. Untuk mendapatkan-nya, kita harus mengadakan proses melihat ke dalam diri sendiri, untuk menjadi bagaimana kita pada saat jiwa diciptakan - sungguh suci - hanya pada namanya saja yang berbeda antara DIA dan kita. Hal ini hanya dimungkinkan kalau kita meninggalkan keinginan-keinginan kita, memusatkan pikiran pada satu titik dan mengalihkan arahnya ke dalam diri sendiri untuk menerangi jalan kita menuju Tuhan yang tinggal di dalam hati kita. DIA adalah diri di dalam kita dan oleh karenanya pengakuan diri sendiri adalah pengakuan akan Tuhan. Hal ini dimungkinkan oleh sistem meditasi yang dijalankan dalam Sahaj Marg.
Apakah peranan dan keperluan akan seorang Master (Guru) dalam pencarian spiritual kita?
Sahaj Marg percaya akan kebutuhan seorang Master dalam wujud manusia. Ini benar-benar diperlukan untuk mendapatkan bimbingan yang tepat, yang  mengetahui jalannya dengan baik dan telah tercapai tujuan akhir di dalam dirinya. Perjalanan spiritual untuk sampai kepada tujuannya penuh dengan perangkap-perangkap tersembunyi atas perasaan ego dan penipuan diri sendiri sehingga hampir tidak mungkin dapat mencapai tujuan akhir hanya oleh diri sendiri tanpa dukungan dan bimbingan dari seorang Master yang cakap.


Bagaimana saya menilai kemanjuran sistem Sahaj Marg?
Kemanjuran atas sistem ini bisa dinilai melalui proses perubahan yang timbul dalam tindakan kita hampir sejak hari pertama mempraktekannya. Pikiran yang ringan dan ketenangan di dalam diri, terasa. Ada pengurangan ketegangan mental dan pikiran, makin lama makin bersih. Sifat, sikap, cinta, keengganan, kebanggaan dan prasangka yang tidak baik,  kemarahan dan sebagainya larut dalam suatu keadaan di dalam hati yang telah diciptakan melalui praktek rutin. Hati dibersihkan dari bermacam-macam kekotoran yang tertumpuk sebagai hasil atas pikiran dan perbuatan kita di masa lampau, dengan kekuatan spiritual dari Master.
Sebagai hasilnya, ada pengurangan atas keinginan-keinginan yang mana telah mengganggu kita sebelumnya.
Apakah perlunya praktek-praktek seperti itu, pada saat kita sudah mempunyai agama dan upacara keagamaan?
Pendirinya, Sri Ram Chandraji (Babuji) dari Shahjahanpur sudah menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa didapatkan dalam bentuk apapun, nama, agama, tempat pemujaan atau upacara agama dan oleh karena itu DIA harus ditemukan dalam suatu tempat di dalam hati manusia. Agama seperti suatu taman kanak-kanak dimana kita memperoleh beberapa pemikiran dasar tentang Tuhan, keperluan untuk hidup bermoral, cara-cara pemujaan dan sebagainya.
Babuji berkata bahwa spiritualiti dimulai, ketika agama berakhir.
Spiritualiti melebihi nama, bentuk dan lambang-lambang tentang Tuhan, yang hanya merupakan daya khayal manusia melalui beberapa abad. Tuhan yang sebenarnya, menurut Sahaj Marg sangat halus jauh melebihi pikiran dan perasaan manusia yang dapat dicapai, tidak berbentuk, tidak bernama dan tidak ada lambang-lambang, tetapi hanya bisa dirasa melalui pengalaman manusia.
Oleh karena itu dalam mempraktekkan spiritual, kita mencari untuk mengalami yang NYATA tersebut di atas. Untuk ini kita berharap mendapatkannya melalui proses dimana makin lama makin mencairkan dan melarutkan sifat keakuan kita apapun nama, bentuk dan kualitasnya dan mengosongkan kesadaran kita. Jadi ketika kita menjadi seperti Dia di dalam alam kita, kita mulai mengalami atau merasakan menjadi satu dengan Dia yang ada di dalam diri kita.
Pada dasarnya praktek ini menghidupkan kembali hubungan antara kita dengan Tuhan yang ada di dalam diri kita. Dimana hubungan ini memberikan rasa keTuhanan yang alami dan kekuatan untuk menahan ego/identitas kita, yang akan terhapus secara perlahan-lahan.Tuhan yang hadir di dalam diri kita mulai terwujud dalam pikiran dan tindakan kita.
Apa yang sungguh luar biasa atau unik tentang sistem ini yang membedakannya dari sistem-sistem lainnya ?
Metode Pranahuti (bahasa Sanskerta) yang telah disebutkan sebelumnya adalah aspek yang paling unik dalam sistem ini. Prana jangan dikacaukan dengan napas. Ini adalah suatu kekuatan atau intisari suci dimana Guru mampu melihat dengan jelas berdasarkan atas hasil spiritual yang telah dicapaiNya dan mengalirkannya ke dalam hati calon pengikut. Serta mengeluarkan segala sesuatu  yang tidak murni dan kesan-kesan yang tertinggal dan membawa kepada seorang abhyasi, kemampuan berkembang spiritualnya.
Cleaning (pembersihan) dan transmission (aliran kekuatan dari Master) menggunakan tenaga suci yang sama, oleh karenanya menjadi aspek yang khusus dari sistem ini. Master juga memberikan wewenang kepada Preceptor (pembimbing) di seluruh dunia untuk melakukan pekerjaan ini yaitu cleaning dan transmission sehingga pelayanan spiritual dapat diterima oleh manusia sebanyak mungkin.
Oleh karenanya setiap calon pengikut harus menerima paling sedikit 3 (tiga) kali sitting (duduk meditasi di hadapan Master atau Preceptor)  pembukaan dari Master atau Preceptor yang akan melaksanakan pembersihan awal sehingga membuat meditasi dapat dilaksanakan.  Sittings seperti tersebut diperlukan bahkan setelah seseorang mulai menjalankannya sehari-hari sendiri, disebabkan karena banyak sekali lapisan-lapisan samskara (kesan, ketidak murnian, beban berat, keruwetan) di dalam hati.
Aspek unik yang ke dua dari sistem ini adalah mengenal tanggung jawab duniawi dan membuat seimbang dengan praktek spiritual kita. Kita tidak diminta untuk meninggalkan harta milik tetapi dibantu untuk mengembangkan ketidak-terikatan di dalam pikiran kita. Sistem ini hanya meminta waktu dan penggunaan tenaga yang paling  sedikit dan dirancang secara khusus untuk kehidupan manusia modern dan kehidupan rumah tangga. Sahaj Marg dengan tegas menyatakan bahwa kehidupan di dalam rumah tangga adalah sekolah yang paling  baik untuk perkembangan spiritual.
Aspek unik ke tiga adalah bukan main sederhana dan  kewajarannya, ketiadaan ajaran agama yang kaku, upacara-upacara keagamaan dan praktek-praktek seperti mesin.
Pengikut dan Prakteknya
Bagaimana seseorang memenuhi syarat untuk menjadi pengikut (abhyasi) ?
Seseorang harus berusia genap 18 tahun, bersedia untuk menjalankan sadhana dalam sistem ini,  paling sedikit sebagai percobaan dasar, selama 3 bulan terus menerus di bawah pengawasan preceptor dari Shri Ram Chandra Mission.
Bagaimana pengikut spiritual memulai meditasi dalam sistem ini ?
Pencari spiritual yang mempunyai keinginan untuk memulai abhyas (praktek) harus mendapat paling sedikit  tiga kali pengenalan sitting dari seorang preceptor selama 2 atau 3 hari berturut-turut. Setiap kali akan berakhir sekitar 30 menit dimana selama itu fungsi preceptor adalah sebagai perantara Master dan mengatur transmission dari Master ke dalam hati abhyasi dan membersihkannya dari samskara. Ini menghasilkan keringanan mental bagi abhyasi dan memungkinkannya untuk meditasi sendiri. Abhyasi terus menerus mendapatkan individual sitting (sittings pribadi) dari seorang preceptor sepanjang ahbyas mereka. Ini disebabkan karena tidak ada akhir dari proses pembersihan mengingat begitu banyak lapisan-lapisan samskara yang sudah kita tumpuk. Oleh karena itu pembersihan yang berulang-ulang selama sittings pribadi atau sittings dalam kelompok (satsangh) yang dilaksanakan oleh Master atau Preceptor lambat laun akan menciptakan dan memperbesar ruangan kosong di dalam hati. Ini berarti secara otomatis membuka hati bagi masuknya keagungan Tuhan dan pengalaman yang dihasilkannya adalah suatu perkembangan, kehalusan dan perwujudan  lainnya atas perubahan yang ada.
 Apa praktek harian yang telah ditentukan untuk seorang pengikut?
Praktek ini terdiri dari 3 bagian :
            1). Meditasi di pagi hari
            2). Pembersihan di malam hari
            3). Doa malam sebelum tidur. 
Meditasi
Mengapa saya harus meditasi ?
Kata meditasi berarti terus menerus memberikan perhatian atau menghentikan pemikiran pada satu pokok pikiran. Master berkata (dan telah dibuktikan dalam pengalaman) bahwa kita menjadi apa yang kita pikirkan pada saat meditasi. Dengan kata lain kita memperoleh sifat dasar, kwalitas atau keadaan atas obyek yang kita meditasikan.
Oleh karena itu ketika kita meditasi pada sesuatu yang tidak kentara yaitu Tuhan, kita akan menghilangkan kekotoran kita dan mendapatkan kehalusanNYA dan kemudian menjadi seperti DIA. Hanya dengan demikian kita dapat menjadi satu dengan DIA, sehingga tujuan tertinggi dalam kehidupan, jadi memungkinkan untuk dicapai.. Dan ini hanya bisa didapat melalui praktek terus menerus meditasi setiap hari dengan ketaatan yang tulus ikhlas.

Bagaimana saya menyiapkan diri untuk meditasi harian saya ?
Cara menyiapkan diri untuk meditasi di pagi hari diberikan seperti di bawah ini :
(1)   Bangun sebelum matahari terbit.
(2)   Sikat gigi dan cuci muka.
(3)   Mandi jika kamu merasa kotor (disarankan bahwa kamu mulai meditasi sepagi mungkin tanpa menghabiskan waktu pada aktivitas-aktivitas rutin seperti minum teh, baca koran, olahraga dan sebagainya). 
(4)   Pakai pakaian yang longgar dan enak dipakai.
(5)   Tentukan satu waktu dan tempat khusus untuk meditasi setiap hari.
(6)   Beritahu anggota keluarga yang lain untuk tidak mengganggumu selama meditasi.
(7)    Mulailah dengan meditasi selama 30 menit. Tambah waktunya setelah kamu merasa cocok dan lakukan itu menjadi satu jam. Kalau kamu membuka mata sebelum waktunya, kamu dapat menutup matamu lagi dan meneruskan meditasi.
(8)   Duduk yang enak, santai tetapi punggung dan kepala tetap tegak. Kamu bisa duduk di lantai, di bangku, dengan punggung (bukan kepala) bersandar pada tembok. Kalau kepalamu tertunduk setelah kamu mulai meditasi (disebabkan karena kehilangan kesadaran), kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Tiduran tidak diijinkan karena terlalu mengasyikkan sehingga dapat membuat kamu tidur.
(9)   Harap dimengerti bahwa meditasi atas Tuhan yang ada di dalam hatimu adalah  pemujaan oleh karenanya mulai dengan doa dalam batin untuk meninggikan spiritual dengan hati penuh cinta dan pengabdian.


Bagaimana saya meditasi?
Tutup mata dan mulai dengan suatu anggapan bahwa Cahaya Tuhan hadir di dalam hati. Setelah itu duduk santai dengan suatu sikap melihat ke dalam diri. Ini mudah sekali.
Haruskah saya mengulang-ulang anggapan tentang Cahaya Tuhan ?
Tidak. Master berkata bahwa membawa anggapan tersebut satu kali pada saat mulai sudah cukup. Dengan anggapan tersebut, alam pikir bawah sadar dihubungkan dengan Tuhan yang ada di dalam hati selama seluruh periode meditasi. Alam pikir yang sadar mungkin mulai menghasilkan pikiran-pikiran lain, bayangan-bayangan dan sebagainya, tetapi kita dianjurkan untuk tidak memperhatikan hal-hal tersebut, karena ini adalah satu cara untuk membuang samskara.
Catatan : Mohon dimengerti bahwa dalam sistem ini tidak ada yang harus dikerjakan oleh akal setelah kita memulai meditasi - tidak ada konsentrasi atau pengulangan pemikiran seperti mantera. Sistem sebelumnya yang rupanya menggunakan metode seperti itu hanya untuk mencegah atau menahan pikiran-pikiran dengan akibat bahwa samskara tidak dapat menemukan jalan keluar dan terus menciptakan malapetaka di dalam diri.
Bagaimana mungkin meditasi tanpa akal kita melakukan suatu pekerjaan (selama meditasi)?
Master berkata bahwa pikiran sangat kuat. Oleh karena itu anggapan belaka pada saat mulai bahwa Cahaya Tuhan ada di dalam hati, sangat kuat untuk menghubungkan akal kita dengan Tuhan. Ini bisa dibandingkan dengan menyalakan sebuah lampu. Sambungannya akan terus menerus menyala dan tidak perlu harus terus menerus menekan tombolnya.
Haruskah saya mencoba untuk melihat Cahaya Tuhan selama meditasi ?
Tidak. Master berkata bahwa Tuhan terlalu halus untuk ditangkap pancaindera. Meskipun cahaya masih bersifat kebendaan tetapi Tuhan tidak harus dilihat seperti sinar matahari, sinar bulan atau sinar listrik. Karena akal manusia tidak bisa meditasi pada sesuatu yang kosong. Kita menerima Tuhan sebagai suatu anggapan yang abstrak (tidak nyata) dan meditasi atas anggapan tersebut dan itu memberi gambaran yang jelas atas kesadaran kita di dalam diri.
Jadi apa yang harus saya lakukan selama meditasi ?
Master berkata, kamu tidak harus mekukan apa-apa, kamu tidak aktif, kamu pasif selama meditasi. Meditasi menurut Master adalah suatu keadaan menunggu kebesaran Tuhan masuk kedalam diri kita. Ini cara yang paling alami, karena tidak ada aktivitas jasmani atau rohani dan kita mengambil suatu sikap menyerah (pasif seluruhnya) kepada Tuhan dan menunggu DIA di dalam hati kita.
Sahaj Marg mengajari kita bahwa dalam  perjalanan spiritual, tidak ada tempat untuk berdua  - dirimu dan Tuhan. Selama kamu menyadari dirimu sendiri yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan bahkan ketika melakukan meditasi dan sadhana, DIA tidak dapat hadir di sana. DIA tentu saja bersama kamu ketika kamu lupa dengan dirimu sendiri dan ini yang akan dicapai melalui meditasi Sahaj Marg dimana kita mengabaikan diri sendiri sehingga dengan cepat sekali ditimbulkan kekuatan spiritual (pranahuti) dari Master.
Apa yang harus saya lakukan jika pikiran-pikiran saya mengganggu selama meditasi ?
Kamu harus menganggapnya seperti pikiran tersebut adalah pikiran orang lain. Jadi ciptakan jarak antara dirimu dengan pikiran yang muncul. Master menasehati kita untuk memperlakukannya sebagai tamu yang tidak diundang - mereka akan pergi kalau kamu tidak memberikan perhatian pada pikiran tersebut. Kalau kamu mendapatkan dirimu terlalu terlibat dengan pikiran tersebut, kamu disarankan untuk perlahan-lahan melepaskan pikiran tersebut dan membawanya kembali ke suasana awal (sebelum mulai meditasi), ucapkan lagi Cahaya Tuhan  ada di dalam hatimu. Tetapi ini tidak boleh dilakukan berulang-ulang seperti mesin karena akan berubah menjadi mantera.
Bagaimanapun ini hanyalah persoalan yang sementara bagi abhyasi baru. Dengan meditasi setiap hari secara teratur dan sitting secara periodik dengan Preceptor, kamu akan menemukan bahwa pikiran tersebut kehilangan bebannya dan berhenti untuk mengganggu perasaan yang menginginkan ketenangan dan kesentosaan di dalam hatimu. 
Pembersihan Di Malam Hari
Apa yang dimaksud dengan cleaning(membersihkan hati) ?
Seperti telah disebutkan sebelumnya, kita memerlukan campur tangan Master atau Preceptor untuk membuang samskara lama yang sebenarnya bukan apa-apa, tetapi kesan secara kejiwaan telah berubah menjadi keinginan-keinganan. Dan menjadi tanggung jawab abhyasi untuk mencegah terbentuknya samskara baru dengan menjalankan metode cleaning yang ditentukan oleh Master. Melalui cleaning diri sendiri setiap malam, seorang abhyasi akan mampu membuang semua kesan yang terbentuk di dalam hatinya selama satu hari sebagai hasil dari pengaruh timbal  balik dengan lingkungan melalui pikiran dan perasaannya.
Jam berapa saya harus melakukan cleaning?
Setelah pekerjaan hari itu selesai, ketika kamu kembali pulang ke rumah kamu bisa santai serta menyegarkan dirimu dan duduk untuk cleaning. Ini paling baik dilakukan ketika kamu secara mental siap dan tidak mengantuk.
Berapa lama saya harus melakukan cleaning?
Setengah jam adalah waktu yang ditentukan.
Bagaimana sikap tubuh yang ditentukan?
Sama seperti ketika meditasi, posisi tubuh yang cocok dan enak untuk meditasi.Apakah perbedaan antara meditasi dan cleaning?  
Mudah sekali. Ketika meditasi kita tidak melakukan apa-apa dengan pikiran kita. Saat itu kita mengambil suatu sikap mengundang keagungan Tuhan masuk kedalam hati dan kemudian tunggu.
Ketika cleaning, kita menggunakan kekuatan niat untuk mengeluarkan kepalsuan dari dalam hati kita. Ini adalah suatu proses dimana kitanya aktif, tidak pasif seperti waktu meditasi.
Bagaimana metode untuk cleaning?
Tutup matamu dan mulai dengan suatu niat (tidak perlu harus diulang-ulang terus) bahwa semua kesan, kepalsuan, kekotoran, kegelapan dan sebagainya sedang meninggalkanmu dari belakang punggung dalam bentuk asap atau uap. Kemudian anggap bahwa aliran suci dari Tuhan  sedang masuk ke dalam hatimu, melalui hati Master ke dalam ruangan kosong yang telah diciptakan dengan keluarnya kepalsuan dan kekotoran. Setelah melakukan ini selama 1/2 jam kamu harus merasa jiwamu ringan sebagai bukti bahwa hatimu bersih.
Haruskah saya melihat kepalsuan/kekotoran meninggalkan saya selama cleaning?
Tidak. Kita tidak diharapkan mencoba untuk melihatnya. Master berkata kita tidak harus terlibat dengan atau meditasi atas kepalsuan/kekotoran tersebut tetapi secara mental menghilangkan semuanya keluar.
Haruskan saya mengingat atau meninjau kembali semua yang terjadi selama hari itu dan kemudian membuangnya selama proses cleaning?
Master memperingatkan kita untuk tidak melakukan hal tersebut sebab mengingat-ingat atau meninjau kembali, hanya akan menguatkan kesan yang akan kita buang. Master berkata bahwa memberikan perhatian kepada kekotoran hanya akan menjadikannya lebih kuat.
Andai saya kehilangan kesempatan untuk melakukan cleaning yang secara rutin dilakukan setiap malam, apa yang harus saya lakukan?
Ini bisa dilakukan sebelum kamu meditasi doa malam hari. Tapi andai ini juga tidak memungkinkan, kamu harus melakukan cleaning 10-15 menit di pagi hari sebelum kamu mulai meditasi. 
Meditasi - doa pada saat akan tidur
Apakah itu doa?
Doa adalah suatu permohonan yang ditujukan kepada Tuhan, Master yang suci di dalam hatimu.
Apakah tujuannya berdoa?
Menurut Babuji, doa adalah memohon dan meditasi adalah memperoleh.
Secara normal, orang biasanya berdoa untuk memohon hadiah-hadiah materiel dari Tuhan. Tetapi doa yang ditulis oleh Babuji bukan memohon, ini hanya menguatkan orang-orang yang mencari spiritual agar menaruh kepercayaan seluruhnya kepada Master yang suci untuk perkembangannya menuju tujuan mencapai DIA. Oleh karenanya ini adalah doa tertinggi yang tidak memohon hadiah atau kebaikan apapun, tetapi memungkinkan seseorang untuk menyerahkan dirinya menjadi satu dengan Tuhan. 
Persoalan-persoalan kehidupan duniawi
Apakah sadhana Sahaj Marg akan memperbaiki kesehatan fisik saya?
Master berkata, karena dalam sistem ini pikiran disucikan dan makin lama makin teratur, banyak abhyasi yang menderita dari penyakit ingatan sebagai akibat dari ketegangan mental(psychosomatic), akan menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Karena kita meditasi pada hati dan membuang semua kekotoran dari hati, Master berkata bahwa hasilnya adalah menyenangkan hati secara biologis juga.
Selama meditasi, seorang abhyasi merasakan kesadarannya beralih dari tubuh dan merasakan Tuhan di dalam dirinya dan ini menghasilkan keringanan atas tekanan fisik. Bernapas, kecepatan denyut nadi dan juga tekanan darah nampak jelas turun. Ini benar-benar keadaan relax jasmani selama meditasi, menghemat tenaga tubuh dan keadaan ini berlanjut terus bahkan setelah selesai meditasi kalau seorang abhyasi secara teratur melakukan sadhananya.
Dapatkah orang cacat tubuh atau orang yang keterbelakang pertumbuhan jiwanya diikutsertakan dalam meditasi?
Tidak ada masalah jika cacatnya hanya secara fisik. Tetapi orang yang keterbelakang jiwanya, kurang persyaratannya yaitu pikiran yang normal untuk meditasi- jadi sayang tidak bisa melakukan meditasi.
Akankah semua persoalan duniawi saya hilang kalau saya menjalankan sadhana secara teratur?
Kita harus mengetahui bahwa tujuan dari sadhana adalah untuk mencapai DIA dan bukan untuk membuang persoalan-persoalan dalam kehidupan. Persoalan duniawi hanya menguji dan menguatkan kita dan ini sangat dibutuhkan untuk perkembangan spiritual.
Tetapi suatu kenyataan bahwa banyak persoalan yang muncul disebabkan oleh keegoisan kita. Melalui cleaning samskara-samskara tersebut dibuang.
Bagaimanapun Master berkata bahwa beberapa samskara tetap tinggal karena beberapa persoalan dan tantangan dibutuhkan untuk perkembangan spiritual kita, sepanjang kita dapat menjalaninya. Oleh karenanya persoalan tersebut harus diterima sebagai berkat dari Tuhan.
Sadhana oleh karenanya menguatkan kita untuk menghadapi persoalan hidup di dalam jalan Master dan kita tidak di harapkan untuk melarikan diri dari persoalan tersebut. 
Petunjuk Untuk Maju
Bagaimana seorang pengikut baru dari Sahaj Marg dapat dengan cepat berkembang?
Saya menganjurkan beberapa langkah sebagai berikut :
1.      Teratur dalam abhyas harian : meditasi, cleaning dan meditasi-doa. Untuk kebaikanmu tinggalkan rasa malas, mental inertia, kecenderungan untuk menunda dan perkuat tenaga dan semangat yang besar untuk melakukan sadhana.
2.      Terima sitting pribadi dan hadirilah sitting kelompok yang dipimpin oleh preceptor.
3.      Baca 13 Usulan Sahaj Marg berulang-ulang dan coba untuk menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Kembangkan ingatan terus kepada Master (constance remembrance) seperti telah dijelaskan di muka.
5.      Pada saat hatimu bergejolak, atur pertemuan dengan Master dan habiskan waktumu bersamanya. Kembangkan kebiasaan menulis padaNya sehubungan atau mengenai abhyasmu, perkembangan, pengalaman dan persoalan-persoalan spiritualmu. Kamu bisa mendapatkan jadwal perjalanan Master dan alamat rumahnya dari preceptormu.
6.      Tulis terus buku harianmu dan buat catatan kecil setiap hari mengenai praktek, pengalaman, kondisi pikiran, perhatikan perubahan yang terjadi, persoalan yang dihadapi dan sebagainya. Baca autobiografi Babuji sebagai panduan.
7.      Jangan berkecil hati karena kesalahan dan kekuranganmu. Babuji menganjurkan, “Perlakukan kesalahan tersebut sebagai kesalahan Master dan teruskan abhyasmu” Hasilnya kamu akan bertambah baik dari hari ke hari.
8.      Kembangkan kewaspadaan dan perhatikan setiap pikiran dan perbuatan. Ini akan mencegah kamu tergelincir ke dalam kesalahan dan memungkinkan kamu secara sadar bersikap baik dan akan ada kemajuan bagi dirimu sendiri.
9.      Pikiran yang tidak perlu dan pembicaraan yang menyimpang akan menghamburkan tenagamu serta mengalihkan dari tujuanmu. Jadi coba untuk menjaga ketenangan keduanya di dalam dan di luar dengan menghubungkan pikiranmu dengan Tuhan sepanjang waktu. Master berkata bahwa abhyasi yang memelihara ketenangan (kecuali jika berbicara diperlukan atau dalam tugas yang digariskan) yang akan menghasilkan perkembangan.
10.  Swami vivekananda berkata bahwa Kerajaan Surga bukan untuk orang yang berhati lemah. Babuji Maharaj berkata bahwa dalam spiritualiti kita harus seperti singa, bangga melakukan sadhana di bawah guru yang cakap, berani menghadapi hal-hal yang aneh dan rintangan-rintangan serta percaya dapat mencapai tujuan. Jadi perasaan negatif seperti takut, ragu-ragu, ketidak pastian dan kekurang percayaan dalam diri sendiri harus secara sadar di hindari. 
13 Usulan Sahaj Marg
1.      Bangun pagi sebelum matahari terbit (subuh).
2.      Bawa doa dan pujianmu pada jam tertentu, sebaiknya sebelum matahari terbit, duduk dalam satu sikap yang tetap. Miliki tempat dan bangku terpisah untuk berdoa. Kesucian pikiran dan tubuh harus sungguh dianut. Mulai pujamu dengan sebuah doa untuk meninggikan spiritual dengan hati penuh cinta dan kesetiaan.
3.      Tentukan tujuanmu harus sepenuhnya menjadi satu dengan Tuhan. Jangan berhenti sampai tujuanmu tercapai.
4.      Menjadi polos dan sederhana yang serupa dengan alam
5.      Jujur. Terima semua penderitaan sebagai berkah dari Tuhan untuk kebaikanmu dan berterimakasihlah.
6.      Anggap semua orang sebagai saudaramu dan perlakukan mereka seperti dirimu.
7.      Jangan dendam pada kesalahan yang dilakukan orang lain. Terima mereka dengan rasa terima kasih sebagai hadiah dari surga.
8.      Dengan gembira makan dalam ingatan terus kepada Tuhan apapun yang kamu peroleh yang didapat karena penghasilan yang jujur dan saleh.
9.      Bentuk kehidupanmu untuk membangkitkan perasaan cinta dan kesalehan dengan orang lain.
10.  Pada saat akan tidur, rasakan kehadiran Tuhan, minta maaf untuk perbuatan salah. Minta ampun dengan perasaan sungguh-sungguh, memutuskan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
11. Jangan mengharap, sehingga kamu tidak akan kecewa.
12. Jangan menyalahkan orang lain, salahkanlah kamu sendiri.
13. Cintailah semua yang Dia cintai.
Praktek Harian
PAGI
Meditasi :
Duduk meditasi paling sedikit 30 menit ( lambat laun dalam beberapa bulan tambah waktunya menjadi 1 jam ) pikirkan bahwa Cahaya Tuhan ada di dalam hatimu. Lakukan itu dengan tenang, secara mudah dan alami tanpa memaksakan pikiranmu. Tidak apa-apa jika kamu tidak dapat melihat cahaya di sana. Mulai dengan anggapan belaka, Cahaya Tuhan ada di dalam hatimu, dan duduk meditasi dalam satu sikap dengan perhatianmu terarah ke dalam hati secara alami tanpa usaha untuk berkonsentrasi. Coba untuk tidak menghiraukan pikiran-pikiran yang muncul pada saat itu.
MALAM
Cleaning ( Pembersihan ) :
Duduk selama 30 menit (setelah pekerjaan hari itu selesai) dengan anjuran bagi dirimu sendiri bahwa semua kerumitan dan kepalsuan termasuk kekotoran, kegelapan dan sebagainya sedang keluar dari seluruh sistem tubuhmu melalui punggung dalam bentuk asap atau uap. Secara mental anggap bahwa Keagungan Tuhan dari Master masuk ke dalam ruang kosong yang telah disiapkan dengan telah keluarnya kepalsuan dan kekotoran. Jangan meditasi terhadap semua ini karena kita ingin membuang semuanya keluar. Hanya menyikatnya semua keluar.
            Demikianlah dua contoh dari profil transcendental meditasi (TM) yang ada di Indonesia sebagai bentuk dari berkembangnya pengaruh psikologi transpersonal di era sekarang ini.